Selasa, 11 September 2018

MENJADI TIADA


AKHIR KISAH
Ntah kenapa seseorang yang dulu kembali menoreh kisah. Kisah yang semestinya tak perlu diukir. Dia datang tiba-tiba ke dalam hidupku lagi, membuatku mengingatnya kembali setelah sekian lama membuat kenangannya terkubur bersama waktu.

Waktu itu, aku tak berniat duduk dihadapannya. Bapak tua itu yang menyapaku. Bercerita, memulai kisahku, menebak isi batinku berbicara. Sejak itulah, semua terungkap. Membuatku memulai percakapan itu setalah sekian hari menahan rasa untuk di katakan.

1 Maret 2018, dia muncul dalam sebutan nama dibatinku. Hampir seminggu aku mempertanyakan kenapa dia tiba-tiba terbesit dalam ingatan. Aku video call teman kost ku dulu yang tau semua ceritaku tentang dia dan aku. Aku menangis dihadapannya karena rasa ini sungguh menyiksa. Aku kesal kepada diriku sendiri kenapa aku membuka kesempatan untuk dia hadir kembali.

“Mba, ungkapin mba, daripada mba terus begini. Coba omongin, ungkapin, biar mba lega.”

 “Mba, apasih yang mba cari di dunia ini sampai pergi jauh hanya untuk melupakan dia. Berhasil?”

Aku pernah, bukannya tidak. Memimpikanmu untuk berada disisiku, menemani setiap langkahku, berusaha bersama waktu menentukan akhir dari cerita ini. Aku mencoba memahami bahwa kau tak ingin, memulainya apalagi mengakhirinya. Hingga hampir 10 tahun pun kau tak pernah memberiku pertanyaan bahkan jawaban. Kau pun tak pernah memberikan harap padaku, sehingga aku tak pernah kecewa karena mu.

Aku pernah, bukannya tidak. Terus memintamu untuk menjadi jawaban dalam doaku. Menyebut namamu disetiap sujud akhirku, kupinjam namamu dalam setiap sepertiga malamku, memohon yang terbaik untukmu. Mohon maaf, sekarang tidak lagi. 

Aku pernah, bukannya tidak. Berusaha sekuat tenaga melupakanmu, menyingkirkanmu dalam ingatanku. Ku akui, aku semakin sulit. Lalu aku membiarkanmu. Biarlah, terserahlah.. Egal !

Namun, awal maret itu membuat kita terkoneksi, aku memulai untuk menyapamu, hingga pada akhirnya aku mempertanyakan,

“Apakah kau mengikhlaskanku?”

“Iya, maaf ya.”

Aku rasa, jawaban itu sudah cukup mewakili seribu pertanyaan yang berkecamuk selama 10 tahun ini.

Kau tak perlu khawatir, aku juga akan melakukan hal yang sama untukmu.

“AKU MENGIKHLASKANMU.”

Walaupun sepenuhnya aku belum yakin. Aku butuh jawaban Allah untukku. Aku memutuskan untuk pulang ke Pontianak untuk menemukan jawaban.

“Ya Allah, Jika dia jodohku, maka pertemukanlah aku dan dia selama aku pulang ke Pontianak. Jika kami tidak berjodoh dan ada yang lebih baik untuk kami berdua, maka jangan saling pertemukan kami.”

Seminggu aku di Pontianak dan aku kembali ke Jakarta tanpa cerita tentang dia. Menurutku, itu adalah jawaban dari Allah untukku.

“AKU TIDAK HANYA MENGIKHLASKANMU, TAPI AKU JUGA MELEPASKAN RASA YANG PERNAH ADA UNTUKMU MENJADI TIADA. TIDAK ADA KATA DULU DAN SEKARANG, MENJADI TIADA J

Minggu, 19 November 2017

Uray Shyta Damayanti

Nama saya Uray Shyta Damayanti, nama panggilan saya adalah Shyta. Saya lulusan Hubungan Internasional di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah. Alasan saya mengambil jurusan tersebut karena saya melihat peluang pekerjaan yang kompetitif dan karir yang baik sehingga mampu membuat saya berkembang dalam bidang tersebut. Saya memiliki impian untuk menjadi seorang diplomat atau bekerja di organisasi internasional. Saya ingin mendedikasikan waktu saya untuk berkecimpung di bidang kemanusiaan. Saya adalah orang yang memiliki keinginan untuk terus belajar dan berkembang, serta dan bertanggungjawab atas tugas yang diberikan kepada saya.

Selama saya kuliah di jurusan Hubungan Internasional banyak hal yang saya pelajari, seperti ilmu-ilmu Hubungan Internasional, khususnya pencari suaka dan pengungsi, perdagangan manusia dan penyelundupan manusia. Ilmu ini mempengaruhi bagaimana cara pandang saya dalam memahami dinamika sosial politik. Selain itu, saya juga mempelajari skills yang dapat saya kembangkan, seperti writing, leadership dan public speaking skills. Academic knowledge dan potential skills turut mendukung saya untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan baru dan memahami perbedaan pendapat dan budaya.

Saya memiliki impian untuk dapat berkontribusi dalam memberikan pendidikan bagi para pencari suaka (asylum seekers) dan pengungsi (refugees) dibeberapa negara, khususnya di Indonesia. Hal ini, memberikan saya motivasi yang besar untuk mendorong saya melanjutkan sekolah di bidang Ethnic dan Migrasi Internasional. Mungkin sudah banyak forum-forum yang membahas tentang keberadaan mereka, khususnya Pengungsi Rohingya dan Perang yang terjadi di Palestina. Saya sangat ingin sekali bekerja-sama melakukan hal konkret untuk mereka, salah satunya di bidang pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, seperti soft skills.

Di waktu luang saya, saya senang untuk menulis pengalaman saya di blog pribadi saya. Saya senang untuk belajar hal-hal baru, sehingga saya sering mengikuti seminar. Seminar yang saya ikuti adalah tentang Diaspora Indonesia di Agustus 2017. Saya mendengarkan pemaparan Bapak Dino Pati Djalal tentang Diaspora Indonesia yang sukses di luar negeri dan mengharumkan nama Indonesia. Tidak hanya itu, saya juga mengembangkan kemampuan Bahasa Inggris saya dengan mengikuti pelatihan di Kampung Inggris, Pare, Jawa Timur selama dua bulan. Bulan pertama saya mengambil Grammar Class dan IELTS Preparation di bulan kedua di ELFAST Kampung Inggris. Menurut saya, mengembangkan keahlian Bahasa Inggris di zaman sekarang sangatlah penting, karena banyaknya Diaspora Indonesia di luar negeri yang didukung dengan kemampuan Bahasa Inggris yang mumpuni, sehingga dapat mengharumkan nama baik Indonesia di kancah Internasional.

Saya mendapatkan kesempatan magang di Subdit Berita, Direktorat Informasi dan Media di Kementerian Luar Negeri selama dua bulan. Selama itu, saya belajar membuat kliping harian melalui koran dan media online, seperti mengedit atau merapikan berita kemudian dikirimkan kepada Menteri Luar Negeri. Setelah itu, saya mendapatkan kesempatan magang di Community-Based Protection Unit, United Nations High Commissioner for Refugee (UNHCR) Jakarta selama tiga bulan. Dua bulan pertama saya ditempatkan di UNHCR Office. Yang saya lakukan adalah saya membaca surat dari pencari suaka dan pengungsi tentang kondisi mereka dan kebutuhan mereka, mengikuti konseling secara langsung maupun tidak langsung, berdiskusi dengan staf UNHCR dalam menangani permasalahan pencari suaka dan pengungsi di Indonesia. Setelah itu, saya mengajar Bahasa Indonesia untuk mereka, tidak hanya itu saya juga berperan untuk memotivasi dan menghilangkan trauma mereka selama sebulan.


Saya sangat suka travelling, mengunjungi tempat-tempat baru dan bersejarah. Saya selalu ingin mencari informasi terbaru dan bertemu dengan orang baru, karena menurut saya relasi yang dibangun akan membantu kita memberikan informasi yang kita butuhkan dan mendukung kita dalam mengembangkan karir dan masa depan yang lebih baik. Dengan relasi dapat kita jadikan networking untuk membuat sebuah kerjasama yang akan kita tekuni bersama, karena relasi yang dibangun berdasarkan rasa saling percaya satu sama lain akan memberikan dampak yang positif dalam meningkatkan hubungan kerjasama.

Salam,
Uray Shyta Damayanti

Rabu, 15 November 2017

Review Elfast Kampung Inggris: Pengalaman IELTS Camp di ELFAST

Ini program ke-dua yang aku ambil di ELFAST.

Di IELTS Camp, ada empat tentor, Mr.Saifudin mengajar Reading, Mr.Aldi mengajar listening dan vocabulary, dan Mr.Musa mengajar writing, nah yang paling hitz se ELFAST Mr. Miftah yang ngajarin kita Speaking for IELTS.

IELTS Camp di ELFAST, menurut aku bagus, khususnya reading dan speaking. Aku bener-bener ngimprove di dua test ini. Aku tau salah dan benarnya dimana, yang terpenting aku tau aku harus memperbaikinya dititik mana, dimana kekurangan aku. Kalo untuk listening, please ini yang penting banget. Harus dibiasakan menonton film british, dengerin lagu cepet, kalo bisa ditulis. Kalo untuk writing, aku lebih nyaranin ambil private, karena lebih ngebantu aja. Soalnya aku private haha
Untuk jadwal kelas, Vocabulary for IELTS pukul 05.00-06.00, reading class 07.00-08.30, listening 08.30-10.00, speaking class 14.30-16.00, dan writing class 18.30-20.00.

Untuk Reading diajar sama Mr. Saifudin. Menurut aku, Dia cerdas banget. Dia ga hanya ngajar Reading di IELTS, tapi dia juga pernah ngajar grammar dan speaking, bahkan dia sekarang juga ngajar TOEFL. Pokoknya tepuk tangan sambil berdiri buat Mr. Saifudin. Bener banget kalo belajar dari dia, ga hanya tricks dan tips gimana cara jawab soal reading, tapi juga pengalaman hidup dia patut dijadiin bahan pembelajaran. Rasanya aku pingin nulis sendiri nih tentang  Mr.Saifudin dari sudut pandang aku. Aku pesan buat Mr. Saifudin, jangan lupa menulis, agar tidak hilang di masyarakat.

Menurut aku, Mr. Aldi okay juga. Emang listening punya tantangan sendiri, kita ga bisa ngomong kalo kita ga improve atau improve kalo kita ga membiasakan untuk nonton film british dan lain-lain yang bisa mendukung kita ngejawab soal listening di IELTS, karena ini berhubungan langsung sama indera pendengaran kita dan kecepatan menulis. Kalo reading masihlah bisa pake tricks and tips, yang penting kata Mr.Saifudin kita bisa menemukan lokasi keyword dan sinonim vocabulary, tapi dari semua soal IELTS, satu syarat aja kalo kisaran score kita antara 5-6. “Kita harus banyak latihan dan praktek untuk ngerjain soal.”

Kalo Mr.Musa, bagus. Dia lebih pas kalo ngajarnya face to face mungkin yaa, soalnya aku semenjak private sama Miss Iis, aku jarang masuk kelas Mr.Musa, karena jamnya malam dan uda ga fokus haha aku uda mikirin yang lain, kayak praktek sendiri ngerjain soal IELTS. Jadi silahkan review sendiri saat ngambil kelas IELTS Camp di ELFAST ya.

Nah Mr.Miftah ini yang ngajar speaking di IELTS Camp. Menurut aku, Mr.Miftah bagus banget. Dia lucuuu abis, buat kita ketawa ngeliat mimiknya. Kelasnya jadi ga ngebosenin. Orangnya juga nyantai aja haha. Dia bisa meyakinkan kita untuk terus ngomong dalam Bahasa Inggris, mengatur alur ngomong kita, ngasi saran yang bermanfaat banget, dia tau kekurangan dan kelebihan kita, yang mana harus diperbaiki, tapi ga ngejatuhin kita, karena proses speaking test nya face to face gitukan yaa, jadi kita langsung tau kelemahan kita dimana, salahnya kita dimana, yang butuh perbaikan dimana? Kalo kita bagusnya disini, kita harus mempertahankan itu.

Saran aku:
Untuk listening latihlah indera pendengaran kamu yaa.. udah itu aja.. aku juga butuh perjuangan untuk hal ini.. semangat pokoknya..

Untuk reading, yang terpenting kita tau jenis soalnya apa, dengan begitu kita tau jawabnya menggunakan cara yang mana. Baca soal dulu yaa guys, tentukan keywordnya, perhatikan imply atau sinonim, baru nemuin lokasi jawaban. Ketepatan lokasi sangat penting, karena jawabannya ga jauh dari lokasi. Semua tergantung jenis soalnya yaa, guys.
Untuk writing, struktur penulisannya sama kayak speaking. Kita harus bisa membuat main idea, alasan, contoh, dan additional contoh. Simplenya gitu. Ini bener-bener butuh latihan dan butuh banget orang lain yang ngerti writing IELTS.

Untuk speaking,
Part 1, bener-bener fokusnya di kamu, ceritanya yaa tentang kamu aja. kalo kamu suka, yaa bilang suka, kalo ga, yaa ga. Ada sih yang bilang begitu, ada juga ga perlu jujur-jujur amat, tapi tantangannya, kalo ga jujur, akan sulit menemukan jawaban yang pas, cenderung ngebuat-buat dan membuat ide kamu berantakan. Saran aku, yang penting “FOKUS DI KITA-NYA.”
Part 2, kita sebaiknya buat kerangka dari setiap pertanyaan untuk membantu kita menjawab secara terstruktur seperti alur cerita yang mengalir.
Part 3, kita harus lebih fokus, karena biasa pertanyaannya lebih beragam, bisa agree dan disagree atau salah satunya, bisa tentang pemikiran kita akan sesuatu yang lebih general, bisa yang ditanya bagaimana orang lain, bukan kamu. Saran aku, kita harus bisa ngomong mencakup jawaban dari pertanyaan, alasan dan contoh alhamdulillah kalo kita bisa kasih tambahan contoh.

Nah, itu sih yang aku dapetin selama aku IELTS Preparation dengan nama Program IELTS Camp di ELFAST.

Mungkin akan berbeda pengalamannya, sistemnya ketika kamu mengambil grammar dan IELTS Camp di ELFAST. Karena dengan penuh kesadaran bahwa ilmu itu selalu berkembang dan sistem setiap waktu butuh perbaikan. Karena setiap dari kita belajar, belajar dari proses, belajar dari kesalahan, belajar dari kegagalan. Semua itu di nilai dari seberapa besar hati kita menerima ilmu baru, menerima keadaan yang cenderung berubah. Sebelum belajar hal baru, pastikan kita siap menerima hal tersebut, rasa malasnya, egonya, disingkirkan dulu atau paling ga, kita sadar, kita datang buat belajar, bukan mengasingkan diri dari kenyataan yang ga bisa kita terima, sehingga kita kabur ke suatu peradaban yang kita sendiri gatau kita akan dapat apa kalo kita membawa hal negatif saat kita menuntut ilmu.

Mencoba positif itu ga salah kok, mudah percaya sama orang juga ga salah. Apalagi menerima orang baru dalam hidup kita. Sama halnya, ketika seseorang ceramah panjang lebar di depan kita, kita sebaiknya menjaga pemikiran dan perspektif kita terhadap orang tersebut. Agar apa yang dia sampaikan ke kita, menjadi keberkahan buat kita. Intinya, kita harus lebih bijaksana dalam melihat, mendengar, dan mengatakan sesuatu. Banyak orang datang ke Kampung Inggris dengan niat yang berbeda-beda. Saran aku, maka bijaksanalah.. bijaksana terhadap orang lain, terhadap keadaan dan waktu. manfaatkan waktumu, karena dia tak akan kembali..
Salam,
Uray Shyta Damayanti

Review ke Kampung Inggris: Biaya dan Pendaftaran ELFAST

Ke Kampung Inggris selama dua bulan merupakan mimpi aku yang menjadi kenyataan. Awalnya, aku bingung gimana caranya, bayarnya, kost-nya, ga ada gambaran. Yaudah aku pasrah aja sama om google. Ada sih teman yang aku interview, sayangnya beda lembaga, tapi secara general informasi dari dia ngebantu aku banget, apalagi masalah akomodasi buat ke Kampung Inggris.

2 minggu sebelum aku berangkat ke Kampung Inggris, aku daftar program E-FAST 1 sekalian kosan pake agen EUREKA MULTIUSAHA SEJAHTERA dengan total biaya Rp 835.276 udah sama kosan 1 kamar 3-4 orang. Alhamdulillah aku dapat kost di Jl. Mawar namanya MYESHA HOUSE, dekat masjid. Agak lumayan jauh dari ELFAST, tapi kalo naik sepeda seru-seru aja.. Alhamdulillah satu kamar aku 3 orang dengan teman-teman yang ngambil program sama di ELFAST.

Bulan ke dua, aku ambil IELTS Camp dengan biaya Rp 710.000,- sudah sama camp. (Ntar aku bakal ceritain pencarian aku untuk lembaga IELTS Preparation ya man-teman)

Saran aku, kalo mau jaraknya ga jauh dari ELFAST;
1. Kamu datang dulu ke Kampung Inggris, baru cari kost dan daftar program. Tantangannya adalah bisa aja program yang mau kamu ambil sudah penuh, seperti E-FAST 1 laris bangeeet.
2. Kamu bayar programnya dulu via transfer, setelah itu, kamu datang ke Kampung Inggris baru cari kost di dekat ELFAST.
3. Kalo kamu punya teman yang lagi nge-les di Kampung Inggris, kamu bisa hubungi dan minta bantuan dia untuk daftarin program dan cariin kost buat kamu, pastinya mereka sudah banyak mendapatkan informasi tentang hal ini. (Pengalaman)
4. Yah cara aku yang tadi, tapi pasti ada tantangan tersendirinya. Yaa mungkin kost nya agak jauh dari lembaga dll. Karena aku kost nya menurut aku lumayan jauh, aku biasanya numpang istirahat di kost teman dekat ELFAST, karena aku ambil kelas lain di lembaga lain. kalo harus pulang ke kost, ga keburu dan malahan bablas ketiduran. Soalnya aku pengalaman, aku balik ke kost, akhirnya aku melewati satu kelas. Tapi semua itu, nikmatin aja.. aku mikirnya, karena kita belajar, kita butuh ketenangan pikiran, hati dan perasaan. Jadi nikmatin aja..
5. Kamu bisa nge-camp di lembaga kamu kursus, seperti di ELFAST. Katanya, banyak daily activity nya dan harus pake Bahasa Inggris, tapi kalo kita mikirnya positif ini ngebantu kamu banget untuk meningkatkan skill Bahasa Inggris kamu. Yang pasti ada tentornya yang membantu kamu buat mahamin materi yang belum kamu mengerti.

Aku ke Kampung Inggris tanggal 11 September 2011, dari Jakarta tanggal 10 November 2017. Aku juga cari info dari blog-blog orang yang katanya, kalo tanggal 10 nya kenak hari libur, berarti pertemuan pertama setelah tanggal itu. Jadi aku S aja (santai aja), ke Kampung Inggris tanggal segitu, Ibu kost aku juga baik banget, ibu-nya wa aku duluan untuk mendapatkan kepastian dari aku datangnya kapan? Jadi beneran S aja haha

Perjalanan Jakarta-Kediri membutuhkan waktu kurang lebih 12 jam. Sesampainya aku di Stasiun Kediri, aku udah di awe-awe sama bapak-bapak yang siap mengantar murid-murid yang mau ke Kampung Inggris, tapi aku punya teman yang kenal di stasiun mau juga ke Kampung Inggris, yaudah sekalian aku pergi sama dia naik mobil satu orang Rp 50.000,-. Jadi dari awal, aku uda mutusin untuk ga pake jasa penjemputan. Biar ada roller coaster-nya aja haha kalo salah ya jadiin pelajaran.

Perjalanan dari Kediri-Kampung Inggris kurang lebih sejam. Aku diantar ke ELFAST, padahal aku minta antar langsung ke kost, tapi bapaknya gamau. Hal ini membuat aku menunggu 2 jam di ELFAST, karena aku nungguin office buka, terlebih gatau jalan kost aku itu dimana? huhu

Setelah dapat kepastian dari office kalo ada TM jam 9. Aku nyoba-nyoba buka aplikasi gojek, eh ada. Dari ELFAST ke kost aku di Jl. Mawar bayar Rp 3000 haha mura anet. Yuk cus ke kos.

Di Kampung Inggris, kalo bisa nyewa sepeda Rp 60.000 selama sebulan, aku sewa di kost aku aja, tapi karena sepeda nya agak tinggi buat aku, aku sering jatuh, jadinya kaki aku lebam-lebam, biru gitu. Pernah aku mau ambil sepeda aku di depan kost, ternyata sepeda saling nyangkut satu sama lain, jadi jatuh semua, dan aku ikut ke sungkur bersama sepeda-sepedanya. Ada ibu yang jagain kost depan dan ibu sayur yang dagang pada ngetawain aku. Begitu aku sampe kelas, teman aku nyenggol kaki aku, aku keaduhan, begitu liat, yaa ampuun ada jengkol warna biru di kaki ckckck..

Di bulan kedua, aku sewa di Bang Jack Jl. Anggrek Rp 50.000, sepeda nya rendah, pas buat aku. Aku ga pernah jatuh kalo pake ini. Kata teman aku, sepeda nya buluk, tapi gapapa, yang penting bisa dipake, tapi sempet jengkel karena setiap mau di pake kempes mulu, uda males mau ngebenerin ke Bang Jack, karena uda mau balik juga ke Jakarta. Saran aku, kalo nyewa sepeda carilah tempat yang bebas ngebenerin sepeda yang kita sewa. Kayak dua tempat ini.

Hemm kalo pengeluaran aku selama dua bulan, yang pasti aku ga ngitung berapa. Aku bawa uang Rp 5.000.000,- untuk dua program dan selama aku hidup di Kampung Inggris. Aku masih bawa pulang sekitar Rp 1.700.000. Teman-teman, ini aku termasuk boros, karena aku ga bisa ngontrol untuk masalah makanan, karena aku suka kulineran sendiri atau sama teman, tapi yang pasti aku ga pernah sama sekali jalan-jalan ke Bromo atau ke Kelud, bahkan ke tempat wisata yang lain. Aku cuma pergi ke satu tempat di Kediri, Gua-gua gitu, gatau apa namanya. Udah itu aja. Aku lebih mikir, gimana caranya aku bisa makan kenyang dan enak menurut aku, ya bisa tempe, tahu. yang pasti kalo ketemu Bakso, aku mampir haha

Tapi, kalo kalian pingin murah. Aku saranin makan di depan ELFAST, yang ada jual nasi kuning kamu bisa dapat nasi kuning, mie, dan tempe orak arik 4ribu aja. Kalo ramesan sayur dan orak-arik tempe 5ribu. Kalo uda lauknya ayam, ikan, itu sekitar 7-8ribu. Tapi aku cenderung makan ramesan yang ga ada nasi kuningnya, karena warung yang ada nasi kuningnya, itu pedes banget buat aku dan aku ga kuat makan pedes. Kalo warung disebelahnya warung yang ada nasi kuning, aku sukanya makan capcay muluuuu, sampe boseen.

Lebih sering aku makan di Warung Puspa andalan aku, sebrang Bonbin (kafenya anak ELFAST). Aku suka makan disana, karena aku bisa ketemu sayur yang dibikin sop, emang agak sedikit mahal, ya karena itu tadi, aku lebih mentingin aku bisa makan enak sesuai mood makan aku, tapi bulan kedua Warung Puspa uda pindah, gatau kemana?.

Jadi aku lebih sering mutar-mutar Kampung Inggris buat makan nyari sayur berkuah, tapi jarang banget aku temuin. Jadi ngebakso lagi..

Pas aku balik ke kost, aku suka makan di WAKAPO haha terkenal banget nih WAKAPO. Kayaknya tuh, kalo ke Kampung Inggris belum makan di WAKAPO, belum ke Kampung Inggris. Jadi kalo ditanya sama anak kost, "mau makan dimana mba?" "WAKAPO?" "mau makan apa kita?" "WAKAPO?" Padahal WAKAPO bukan makanan, tapi kalo makan taunya WAKAPO haha Pernah aku mau nyari kost gitu, ada mba-mba nanya WAKAPO dimana?. dia janjian sama teman-temannya di WAKAPO. Yang jauh aja nyarinya WAKAPO, apalagi yang dekat. Oiya, WAKAPO diantara Jl. Dahlia dan Jl.

Setelah ngecamp, aku lebih sering makan di Tiga Rasya atau di Dapur Jawa. Andalan anak IELTS Camp ELFAST pokoknya. Kalo camp tiba-tiba kosong, ga usah nanya mereka ada dimana?. Pokoknya ada di dua tempat itu.

Bakoel juga enak menurut aku, tapi aku cuma berani makan di Bakoel kalo week end aja. Pas aku IELTS Camp cuma sekali makan di Bakoel, karena aku ada scoring setiap hari sabtu.

Nah, mereka ini tempat makan yang harganya dari Rp 5.000 an.

Aku jarang nongkrong di Cafe gitu. Kalopun aku nongkrong di Cafe, aku suka beli jahe susu haha harganya murah dan nenangin, kayak kamu kalo disamping aku haha (ngegombal ya..)

Itu kalo akomodasi. Pokoknya jaga kesehatan selama di Kampung Inggris. Kalo kata Miss Surya tentor Elfast yang bobo di Camp Orchid, "jangan sakit, karena ga ada yang merhatiin." Jadi jaga kesehatan ya, guys.

Review ELFAST Kampung Inggris: Pengalaman E-FAST 1

Mimpi untuk ke Kampung Inggris udah lama banget aku buat di buku catatan mimpi aku. Alhamdulillah Allah swt. wujudkan dari 10 September sampe 10 November, setelah aku magang di United Nations High Commssioner for Refugee (UNHCR) Jakarta.

Selama dua bulan bertapa di Kampung Inggris, aku ngerasa banyak perbaikan dalam hidup aku, ga hanya tentang kemampuan Bahasa Inggris, tapi juga tentang bagaimana mengontrol emotional skill.

Selama disana, aku ambil dua program, E-FAST 1 dan IELTS Camp.

E-FAST 1 itu tentang TENSES yang ngajar Miss Dian dan Parts of Speech (POS) yang ngajar Mr.Elyas. Program ini berasal dari Basic Program (BP) satu dan dua yang digabung menjadi satu bulan, yaa bisa dibilang program percepatan gitu. Grammar di ELFAST, bagus banget buat aku. Programnya dirancang buat orang-orang kayak aku yang ga punya waktu banyak, tapi pingin fokus belajar grammar.

Awalnya, menurut aku, kita hanya butuh diingatkan, tapi ternyata lebih dari “hanya diingatkan.” Aku menemukan hal-hal baru yang seingatan aku belum pernah aku dapatkan. Disini akan dijelaskan lebih mendetail tentang semua itu. apalagi kalo ambil kelas BP1 dan BP2 secara terpisah, mungkin lebih detail, tapi aku cuma punya dua bulan, jadi ngambilnya yang serba FAST.

Kelas di ELFAST untuk program E-FAST 1, khususnya Grammar Class jadwalnya dari pukul 05.30-07.00, 07.00-08.30, terus istirahat satu setengah jam. Mulai lagi, jam 10.00-11.30. untuk Speaking Class tergantung Tentornya mau ngajar jam berapa di luar dari Grammar Class. Nah, itu untuk jadwalnya yaa, guys. 

Untuk kelas Grammar cenderung bebas, kalo speaking ada tes nya untuk mengetahui kemampuan kita. Ntar aku cerita di pengalaman aku selama di Pare ya..

Di E-FAST 1 ini, ada tiga tentor yang bakal ngajar, Miss Dian (D), Mr.Elyas, dan Mr.B.

Menurut aku, selama sebulan Miss D ngajarnya enak banget, sabar, serius ga, becandaan juga ga terlalu, sesuai porsinya. Apalagi yang diajar rada beda level gitu. Bisa dibilang, ada yang baru lulus SMA, ada yang baru masuk kuliah, dan ada yang udah tua kayak kita-kita. Padahal, kita seumuran haha tapi dia tetap bisa mengontrol dan mengatur kita semua untuk tetap fokus. Yang ribut itu, bukan anak yang harusnya masih ababil, tapi kita yang udah tua suka nyari gara-gara. Kalo belajar Grammar di ELFAST, cari Miss D ya haha  

Menurut aku, Mr.Elyas enak-enak aja ngajarnya. Ngebantu banget aku yang kalo nulis suka kebolak-balik. Dia menyarankan kita untuk lebih bijaksana menerima ilmu baru, seperti tidak memperdebatkan perbedaan informasi yang menurut kita benar sendiri dan menidakkan informasi yang lain. Dia berusaha untuk memposisikan dirinya seperti kita yang sama-sama belajar, dia sangat terbuka apabila kita memiliki informasi lain, sehingga dapat disampaikan ke dia. Pernah suatu hari, ada salah satu temanku bilang ke dia, "Mr. kok penutupnya, I think that is all. ga ada yang lain Mr.?" Dia jawab, "kalo teman-teman ada yang tau selain kata-kata itu, tolong beritahu saya." Dia suka becandaan kalo ngejelasinnya, kadang suka bikin kesel kalo sampe kita tertuju jawabnya ke sana karena dia mancing kita buat jawab itu, tapi ternyata jawabannya bukan itu. Sampe ada yang bilang, “terserah Mr. dah jawabannya apa” haha tapi becandaan aja, ga serius ga. Cara ngajarnya unik, seunik namanya.

Untuk materinya, aku bisa bilang mereka ngajarnya detail banget, Grammar-nya bener-bener diajar dari 0. walaupun beberapa teman aku bilang rada cepet. Jadi ketinggalan satu pelajaran aja, udah ngerasa jauh tertinggal. Disarankan untuk tetap masuk kelas dan fokus. Saat tentor nanya ke kita, "ada pertanyaan?" kalo kita ada pertanyaan, langsung aja tunjuk tangan, karena kalo kata Miss D, "waktu terus berjalan." Kita ga bisa diam dan menunggu. Kita yang harus aktif, jangan nunggu dirangkul atau dipeluk di Kampung Ingris, karena ga ada yang bakal ngerangkul dan meluk kita. Jadi kita yang harus mulai duluan, NOTED: UNTUK URUSAN BELAJAR. Anggapan aku, yang pasti mereka bukan dukun yang tau kelemahan kita dimana kalo kita ga ngomong, omongin aja.

Pengalaman aku, aku banyak diskusi sama Miss D tentang program yang akan aku ambil selanjutnya dan Miss D bener-bener bantuin aku untuk menentukan pilihan. Terima kasih Miss D. Setelah itu, aku ga ragu lagi untuk ambil program yang lain di ELFAST, karena aku berpikir kalo aku udah cocok di satu tempat, aku akan mulai dan berakhir disitu, ga ada salahnya nyoba ke yang lain, tapi sebelum mencoba kita harus observasi dulu. Jangan sampe Zonk. Kata teman aku, uang bisa di cari, tapi waktu ga bisa kembali. 

AKU BISA JAMIN, 
1. Grammar Class dan Fun Speaking sangat bermanfaat buat aku. Aku jadi berani buat ngomong didukung dengan pemahaman Grammar yang baik dan benar.
2. Pengajarnya membuat aku termotivasi untuk belajar Grammar, yang dulu waktu les aku suka males-malesan kalo uda ketemu rumus tenses, jadi rajin banget disini, karena dijelasinnya dari awal.
3. Aku juga punya teman satu kelas, yang saling support satu sama lain, tidak ada yang saling menghakimi dan menjatuhkan, karena kita sama-sama belajar, prosesnya sama, tidak ada yang dibeda-bedakan. Jadi jangan takut kalo kamu ngerasa kurang banget untuk masalah grammar atau speaking.
4. Proses yang aku lalui selama sebulan di E-FAST 1, sangat membantu dan mendukung aku ketika aku mengambil IELTS Camp, khususnya writing dan speaking for IELTS. 

Aku ada saran untuk ELFAST, kalo bisa buku ujian BP 1 nya diperbarui, karena sudah terlalu lama dan banyak coretan. Ini tantangan banget buat aku ngejawab soal ujian BP1. Kalo ga mau, dicorat-coret sama muridnya, aku sarananin di leminating setiap kertasnya, setelah itu dijadikan buku. Mahal sekali gapapa, yang penting awet. 

Tantangan aku di grammar class ini, aku terbiasa dengan nulis langsung dalam Bahasa Inggris, aku terbiasa bicara langsung dalam Bahasa Inggris tanpa mikir lagi, tapi disini semua ditranslate dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris yang udah lama banget ga aku praktekin. Waktu disuruh buat conditional sentence yang ditulis dalam Bahasa Indonesia lalu ditranslate dalam Bahasa Inggris, aku lemot banget. Apalagi kalo ngomong, aku sadar grammar aku salah, jadi cenderung self correction.

Menurut aku, Mr.B itu selalu bikin aku deg degan setiap hari, dengan trik-trik ngajar dia yang ga ketebak. Pernah suatu ketika saat pronounciation class, aku zonk, ga bisa nyebut ch ch gitu. Yang lain uda pada duduk, aku masih berdiri aja. Udah mau nangis uda, eh tapi akhirnya aku bisa saat Mr.B ngeyakinin aku dengan kata-katanya “jangan ditutup mulutnya, dibuka, jadi jelas perbedaannya apa?” akhirnya aku turutin omongannya dan aku berhasil dah tuh ngomong beach sama bitch haha setelah itu, aku di kasi kue keju siip sama Mr.B.

Terima kasih yaa Mr.B. manfaatnya kerasa banget saat aku speaking IELTS Test berkali-kali setiap Speaking Test, Mr.Miftah bilang ke aku, pronounciation aku bagus. Sekali lagi, terima kasih Mr. sudah membuat aku percaya diri untuk cas cis cus to speak in English

Ada lagi nih, waktu Mr.B ngetest psikologi kita, apakah kita orang auditori, visual atau kinestetik. Nah aku itu, cenderung auditori ketahuan dah semua aku orangnya kayak gimana..

Ada lagi nih, aku ingat ketika Mr.B nyuruh kita buat ngapalin tongue twister yang akan menjadi password kita setiap kita mau masuk kelas, kalo ga hapal, kita disuruh keluar kelas buat ngapalin itu password. Saat di Grammar Class aku bisa gitu ngucapinnya, behh lancar banget. Pas aku masuk kelas Mr.B, terus diliatin Mr.B, jantung berasa mau copot, deg degan parah, muka merah. Jadi setiap dia nyuruh aku buat ngucapin, aku selalu tutup mata, uda tutup mata juga, masih aja tetap salah. Dan akhirnyaaa keluar kelas, ngapalin di luar kelas, tapi seruuuu sumpahh. Adrenalin aku tuh main banget, natural disaster pokoknya. Hal ini sama terjadinya, ketika aku ngomong Bahasa Inggris pertama kali di depan Mr.Miftah (ntar aku ceritain dia siapa ya).

Yang paling paling aku ingat, kalo diantara kita ga ada yang nanya, itu kita disuruh keluar kelas buat ngajakin cowok selfie bagi yang cewek, yang cowok ngajakin cewek selfie. Nyari cowok di jam kelas berlangsung itu susah amat, mana harus nebelin muka buat ngajak cowok selfie. Hal yang ga pernah aku lakukan sebelumnya.

Ya ampuuun ini, ceritain Mr.B udah satu halaman sendiri ya?

Pokoknya, banyak yang Mr.B secara sadar dan ga sadar menstimulus dan mempengaruhi aku untuk percaya diri buat ngomong cas cis cus pake Bahasa Inggris.

Terima kasih Miss D, Mr. Elyas, dan Mr.B.

Ini cerita aku, selama aku belajar E-FAST 1. Pasti tentornya akan berbeda ketika kamu ngambil program ini, tapi ada kemungkinan sama kalo kamu masuk kelas di Modal 2, karena hampir sebulan aku memperhatikan mereka mengajar di tempat dan ruang yang sama, hanya saja murid-murid nya yang berbeda.


Mungkin akan berbeda sistemnya ketika kamu mengambil grammar di ELFAST. Karena dengan penuh kesadaran bahwa ilmu itu selalu berkembang dan sistem setiap waktu butuh perbaikan. Oleh karena itu, setiap dari kita belajar, belajar dari proses, belajar dari kesalahan, belajar dari kegagalan. Semua itu di nilai dari seberapa besar hati kita menerima ilmu baru, menerima keadaan yang cenderung berubah. Sebelum belajar hal baru, pastikan kita siap menerima hal tersebut, rasa malasnya, egonya, disingkirkan dulu atau paling ga, kita sadar, kita datang buat belajar, bukan mengasingkan diri dari kenyataan yang ga bisa kita terima, sehingga kita kabur ke suatu peradaban yang kita sendiri gatau kita akan dapat apa kalo kita membawa hal negatif saat kita menuntut ilmu.

Mencoba positif itu ga salah kok, mudah percaya sama orang juga ga salah. Apalagi menerima orang baru dalam hidup kita. Sama halnya, ketika seseorang ceramah panjang lebar di depan kita, kita sebaiknya menjaga pemikiran dan perspektif kita terhadap orang tersebut. Agar apa yang dia sampaikan ke kita, menjadi keberkahan buat kita. Intinya, kita harus lebih bijaksana dalam melihat, mendengar, dan mengatakan sesuatu. Banyak orang datang ke Kampung Inggris dengan niat yang berbeda-beda. Saran aku, maka bijaksanalah.. bijaksana terhadap orang lain, terhadap keadaan dan waktu. 

Hingga detik ini, aku belum bisa move on, tapi aku mencoba bersyukur. Manfaatkan waktumu, karena dia tak akan kembali..

Setelah ini, aku akan cerita tentang Pengalaman IELTS Camp aku ya

Minggu, 19 Maret 2017

Skripsian itu yang penting selesai? #12 Skripsian

Ini cerita aku, selama aku skripsian. Semoga yang ngebaca bisa mengambil pelajaran dari cerita aku. Semangat ya yang lagi skripsian.
Aku ngebayangin, gimana kalau aku cuma fokus sama skripsi aku, mungkin aku galau bet galau, karena proses skripsian aku 1 tahun dan aku hanya berkutat sama hal-hal itu-itu aja. Untungnya aku ada kesibukan lain, ada aktivitas lain, yang membuat otak aku seimbang. Tapi ga semua orang bisa jadi aku, aku juga belum tentu bisa jadi salah satu dari semua orang. Makanya kan kita harus rajin bersyukur. Karena Allah takdirin kekuatan yang berbeda-beda di setiap orang.
Menurut aku, kado terindah yang Allah berikan itu, aku bisa ngeliat ponakan aku (Sandiaga (aga) Zanindra Putra) untuk pertama kalinya di hari wisuda. Hari pertama aku sah bergelar S.IP. aku ngerasa perjuangan aku itu, motivasinya buat ngeliat aga haha kalo makin molor aku lulus, makin molor juga aku bakal ngeliat aga.
Penting siapa yang mulai duluan, lebih penting siapa yang melewatinya sampai akhir dengan penuh kesabaran.
Penting seberapa berat proses kamu, supaya kamu ada cerita. Tapi semakin berat proses kamu, setinggi itu pula kamu sedang diangkat sama Allah. Sama halnya ketika kamu direndahin sama orang lain.
Menurut aku, ujian terberat manusia adalah manusia. Jangan berharap apapun sama manusia, karena sekali kamu berharap sama manusia, beribu-ribu kali kamu akan kecewa.
Lakukan semuanya karena diri kamu sendiri dan anggap itu perjuangan, bukan pengorbanan. Karena kalau kita menganggap itu pengorbanan, suatu hari nanti kita akan menyalahkan waktu, keadaan, bahkan orang lain. “Coba kalau dulu aku ga berkorban demi kamu.” Preeet.. coba deh lihat orang tua kamu. Betapa letihnya mereka menanti kamu. Jangan ditunda-tunda yaa..
Okay fix kalau kamu mau menunda-nunda. Tapi kamu harus janji, kamu harus jadi orang yang bermanfaat di lingkaran terkecil kamu, kamu harus punya bahan pembelajaran yang banyak dari semua pengalaman kamu. Begitu teman-teman kamu yang lain uda pada lulus, sayangnya kamu baru sadar, banyak waktu yang uda kamu pake buat berleha-leha.
Andai tanggal ga berganti, tahun terus berjalan, dan waktu terus berputar. Ih ngeri atuh haha sayangnya, mereka melakukan tugasnya dengan sangat baik dan kita hanyalah butiran debu yang cuma bisa nikmatin hal itu. yakan?
Penting banyaknya pengalaman kamu, lebih penting kamu belajar dari pengalaman kamu.
Jangan ditunda-tunda yaa...

Terima kasih udah mau nyempeting buat baca blog aku. Semoga bisa dijadiin pembelajaran, motivasi, dan menginspirasi teman-teman yang lagi skripsian. 

Skripsi itu yang penting selesai? Kesimpulannya, ga hanya itu, harus lebih dari itu. Udah lama-lama ngabisin waktu kuliah, lama-lama ngabisin waktu skripsian kalo teman-teman berprinsip skripsi itu yang penting selesai. Buatlah skripsi itu terus bernyawa kemanapun teman-teman melangkah. 

Samapi jumpa di episode yang lain yaa 

Skripsi itu yang penting selesai? #11 Skripsian

Selama di pwt, aku bener-bener nyante abis. Mama mah tidur di rumah bude, aku maunya di kosan. Rasanya ga mau pindah dari sini. Ibu kosan juga jadi ga pulang-pulang ke Jakarta, gara-gara nunggu aku wisuda.
Tibalah pagi hari gladi resik buat yudisium, yaa gitulah.
Sorenya kita gladi resik buat wisuda.
Malam yudisium, hujan lebat brooo. Jadi orang tua aku ga datang. Ada cerita, teman aku IPK nya hampir cumlaude, beda 0.01 aja. Dia nyesel berat gitu, aku bilang sama dia. “terkadang kita tuh, ngeliatnya dari satu sisi, tapi sebenarnya kalo kamu liat ke sisi yang lain, kamu bisa bermanfaat buat aku, kamu bisa duduk disini, nemenin aku haha.” karena waktu itu hanya 4 orang yang ga cumlaude, termasuk aku. Sekarang, dua orang yang ga cumlaude, lagi s2, yang satunya di Unhan, satunya lagi di UI. Semoga aku bisa nyusul lanjutin sekolah.
Besoknya aku wisuda, si Papah mah uda mau buru-buru aja. Sampe aku lupa naruh hape aku dimana? Huhu jadi aku wisudaan ga bawa hape. Gabisa selfie, gabisa ngabarin anak kosan. Untung ga lupa bawa kalung kuning. Kan kalo ga bawa, beda sendiri ntar.
Pas wisuda, ternyata rada molor, untungnya aku wisuda bulan Desember, ga terlalu rame dan ga juga sumpel-sumpelan. Setelah antre lama, kita disuruh masuk. Ini bulu mata ganggu bet ganggu. Moga ga lepas yaa.
Terus kita duduk di kursi yang disediakan. Dipanggil satu-satu tuh. Nada manggil nama dan penyebutan “cumlaude” dan “sangat memuaskan” juga beda looo. Kalo yang cumlaude dipanggilnya dengan nada tinggi dan sambil nyengir gitu, bikin yang molor jadi bangun haha Nah, beda lagi nih kalo yang sangat memuaskan, nadanya datar bet datar, dari yang udah melek jadi pejem lagi. Bayangkan kalo selang-seling? Pejem, melek, pejem, melek haha kocak bet yak
Nah kan dipanggilnya dari fakultas-fakultas sains nih. Alhamdulillah kita mah yang social punya waktu ngorok haha mana aku duduk dipaling belakang, di kursi terakhir, dan di dempet sama dua cewe berprestasi, jadikan adem haha
Sebelum Fisip, fak hukum dulu dipanggil. Diliat barisan, oh anak hukum bentar lagi kelar nih, berarti habis ini kita. Jreeeng jreeeeng
Panitia: “..........................” (intinya mah, istirahat dulu gitu, padahal kita gamau istirahat, panitianya yang mau istirahat)
Istirahat sekitar 15 menit, Fisip langsung baris, di mulai dari jurusan tertua di Fisip, yang terakhir HI. Pas aku antre, ada yang manggil aku di rombongan paduan suara. “Mba shyta?” “iya.” “Mba, perasaan kemarin masih ketemu di Musma, ini kok udah wisuda aja. Ini beneran mba kan?” “yaiyalah, masak aku ada dua haha” “iya ya mba, selamat yaa mba.” “terima kasih yaa. Nyanyian kalian bagus.” “terima kasih mba.”
Selesai wisuda, aku nyariin emak bapak nyong, dimana yaa? Padahal gedean badan mama papa, tapi aku ga liat, mereka malah liat aku. Aku dipanggil gitu. Terus langsung pada mau poto-poto, akhirnya nunggu jemputan. Setelah poto, papa minta antarin pulang ke rumah eyang, kita mutusin buat balik lagi ke daerah kampus.
Pas sampe daerah kampus, Mama, tante kutin, dan pakde sony pada ke salon langganan aku untuk facial dan totok aura. Aku, mba ndaru, bang dani, aga dan rama ada di cafe di depan gang kosanku, karena hari hujan, ga bisa kemana-mana karena ada dedek bayi unyuu, dan pada saat aku wisuda, aku ga bawa hape, ternyata anak kost pada ngehubungin aku. Terus, baru tau ternyata ibu kos uda siap-siapin makanan dan minuman buat keluarga aku. Maaf ya bu.
Aku ke kosan uda sore bet sore, makanannya uda pada dingin huhu terus aku dan keluarga aku, poto-poto sama anak kosan dan ibu kos.
Hari itu juga, aku pindahan. Cima yang mayungin aku sampe ke mobil, itu anak nunduk terus, ada suara isakan gitu. “Cim, kamu nangis cim?” “ga.” “ahh..bohong. tu ada air matanya haha” “huhuhu mba shyta.” “eh malah tambah keras.” “mba, kok sebentar banget sih kita bareng-barengnya?” aku sama Cima baru kenal sekitar 3 bulan yang lalu. Sampe sekarang, aku pingin terus ketemu Cima. Ga hanya Cima, tapi juga anak kosan yang lain, yang masih ada di kost Ibu Suwardi. Fazah yang kasih bet sama aku, meta yang siap sedia kalo aku minta tolong, nadya yang bersedia berbagi indomie yang enyak bet enyaaak, ziyaaan aku uda lama ga ketemu ziyan yang lagi di Jepang, senang bet senang setiap kali ziyan cerita tentang mimpinya pingin ke Jepang, Alhamdulillah terwujud yaa ziy. (2017)

Yuk dibaca lagi #12 Skripsian